Sabtu, 24 April 2010

Profil SMP Negeri 2



SMP N 2 adalah SMP terfaforit di Kota Probolinggo, mengapa demikian??? Karena SMP Negeri 2 sudah mencetak prestasi berupa peserta didik yang berprestasi tinggi... mulai dari prestasi berupa lomba yang di adakan di tingkat kota hingga Nasional. Selain itu juga SMP N 2 juga terkenal dengan SMP yang mendapatkan 4 kali berturut-turut memenangkan penghargaan Adipura. Letak SMP N 2 sangatlah strategis, yaitu terletak berdekatan dengan jantung kota Probolinggo. Akses jalan menunju SMP N 2 juga sangatlah banyak, mulai dari jalur dari Barat, Utara, Selatan, hingga dari Timur, karena letaknya yang strategis membuat SMP N 2 menjadi di ketahui banyak orang.



Dengan jumlah ruangan 12 kelas yang dapat menampung 40 siswa. Setiap kelas juga sudah di pasang 2 AC setiap kelas, hal ini bertujuan agar para siswa yang belajar di ruang kelas menjadi konsentrasi dan nyaman saat melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Ruangan-ruangan pendukung pun juga tak kalah modernnya, ada beberapa ruangan yang bisa digunakan, contoh saja:
~Musola, di dalam musola juga sudah di pasang Kipas angin 2 buah
~ Ruang komputer, terdapat kurang lebih terdapat lebih dari 20 unit komputer yang dilengkapi dengan LCD dan juga layar proyektor, dan lagi-lagi juga dilengkapi dengan AC yang memudahkan bagi peserta didik untuk berkonsentrasi dalam memgikuti pelajaran komputer.
~ Tempat parkir : terdapat 3 tempat parkir di SMP N 2, yang pertama terletak di paling depan bangunan SMP N . Yang kedua: terletak di tempat tengah di belakang UKS, yang ketiga: ada di bagian belakang, berhadapan dengan kelas 7A, 7B, serta 9C, dan 9D. Memudahkan bagi para siswa dan juga guru-guru untuk memarkir kendaraannya dengan baik, dengan tempat parkir yang luas dan baik ini.
~ Ruang UKS: Terdapat kamar mandi khusus di UKS, dengan alat-alat yang lengkap agar siswa yang sakit saat disekolahan dapat ditangani sementara oleh petugas UKS, tetapi apabila penyakit tidak bisa ditangani oleh petugas UKS maka akan di antarkan pulang.
~ Ruang Lab. IPA, ruangan ber-AC 2 buah, dengan perlengkapan IPA yang lengkap mulai dari mikroskop, pipet, gelas beker, spirtus, dll.
~ Ruang Kesenian, banyak sekali lukisan yang di pajang di setiap sudut-sudut ruangan ini. Lukisan peserta didik yang ikut pengembangan diri melukis juga ada di dalam ruangan ini.
~ Ruang Musik: Dengan perlatan musik seperti gitar, drum, piano.
~ Ruang OSIS: digunakan untuk rapat OSIS
~ 2 Kantin. Kanti pertama terletak di paling depan sekolah, kantin yang kedua terletak di belakang kantor, di sebelah kiri ruang komputer
dan
~ Ruang Perpustakan: yang dilengkapi dengan kursi yang nyaman, serta TV, di tengah ruang perpustakaan juga terdapat Kipas Angin. Buku-buku yang ada di dalamnya pun juga menarik untuk di baca, mulai dari buku-buku ilmu pengetahuan, majalah, novel-novel terkenal, koran/ surat kabar, kamus, sampai dengan buku penemuan lainnya.

Dari keterangan di atas para siswa, bisa mengembangkan serta menambah wawasan dengan nyaman serta dengan suasana yang kondusif. Ups.. ada satu hal lagi yang tak kalah pentingnya guru-gurunya pun juga sangat ramah serta baik kepada siswa, tidak pernah kasar dan juga menyakiti siswa. Dengan fasilitas yang sedemikian nyamannya kita bisa nyaman dan betah dalam bersekolah....
Jadi SMP 2 memang oke!!!!

Selasa, 20 April 2010

Salam Pembuka

Assalammualaikum Wr. Wb
Syukur alhamdullilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena denganberkah dan karunianya Blog ini bisa tercipta untuk para pembaca.

Saya ucapkan pula Selamat datang kepada para pembaca, di blog sederhana yang saya buat ini.
Saya Melta Setya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada anda para pengunjung karena telah melungkan waktunya untuk mengunjungi blog pribadi saya ini.

Harapan saya mendatang adalah pengunjung blog ini bisa memahami dan mengerti tentang Kota Probolinggo yang kita banggakan ini

Semoga Blog ini bermanfaat dan menghibur bagi para pembaca, karena rasa puas dan senang yang anda kesankan kepada blog ini adalah tombak semangat bagi saya untuk lebih meyempurnakn blog ini.

Jika ada kesalahan dan kekurangan pada Blog ini saya ucapkan mohon maaf, karena saya juga manusia yang mempunyai banyak kesalahan dan kekurangan, bagi anda para peserta lomba Blog Tingkat SMP se-Probolinggo saya ucapkan selamat berjuang, tetap sportif, dan selalu percaya akan kemampuan yang anda miliki.

Selamat membaca blog ini…..!!!

Wasalamualaikum Wr.Wb.

Sejarah Kota Probolinggo

Pada zaman Pemerintahan Prabu Sri Nata Hayam Wuruk raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama “ Banger “, nama sungai yang mengalir ditengah daerah Banger ini.


Sejalan dengan perkembangan Politik kenegaraan/kekuasaan di Zaman Kerajaan Majapahit, pemerintahan di Banger Juga mengalami perubahan-perubahan/perkembangan seirama dengan perkembangan Zaman. Pada saat Minakjinggo, Raja Blambangan berkuasa, banger yang merupakan perbatasan antara Majapahit dan Blambangan dikuasai pula oleh Minakjinggo.


Bahkan Banger menjadi kancah perang saudara antara Blambangan dan Majapahit yang dikenal dengan “ Perang Paregreg “.Adapun Nama Banger ini diberikan karena airnya berbau amis/Banger karena darah Menak Jinggo yang dipenggal kepalanya oleh Raden Damarwulan.


Banger, pada masa Pemerintah VOC tahun 1746 mengangkat Kyai Djoyolelono sebagai Bupati Pertama di Banger, dengan gelar Tumenggung.

Karena Politik adu domba maka pada tahun 1768 Bupati Banger meninggalkan jabatannya dan mengembara /lelono dan sebagai penggantinya adalah Kyai Djoyolelono menurut cerita Kabupatennya di Benteng Lama. Masa Pemerintahan Tumenggung Joyonegoro Daerah Banger amat makmur penduduknya tambah banyak, yang kemudian Beliau mendirikan Masjid Jami’ lebh kurang tahun 1770 kemudian nama Banger oleh Tumenggung Joyonegoro diganti menjadi PROBOLINGGO yang artinya : Probo = Sinar, Linggo=Tugu, badan, tanda, peringatan, tongkat.

Jadi Probolinggo adalah Sinar yang berbentuk tugu, gada, tongkat (mungkin yang dimaksud adalah meteor/bintang jatuh), Setelah wafat Kanjeng Jimat dimakamkan di Pesarean belakang Masjid Jami’ dan karena disenangi masyarakat beliau mendapat sebutan “ Kanjeng djimat

Rabu, 14 April 2010

Lahan Kritis Mencemaskan



Dilihat dari peta yang ada wilayah pegunungan di Kabupaten Pasuruan terbagi atas dua titik, yaitu kawasan pegunungan Bromo dan pegunungan Arjuno. Kawasan pegunungan Bromo sendiri meliputi Kecamatan Tosari, Puspo, Tutur (Nongkojajar),Purwosari, Purwadadi, dan Lumbang. Di kawasan tersebut jika menengok ke belakang 10 hingga 15 tahun yang lalu, masih di penuhi dan rimbun dengan pepohonan besar. Bahkan dari Kecamatan Purpo hingga Tosari dan mendekati Penanjakan yang dekat dengan gunung Bromo, masih dipenuhi dengan hutan pinus yang sangat lebat. Saat ini kondisinya sangat berbeda sekali. Yang dapat dijumpai bukan pohon-pohon yang besar maupun pinus di kanan kiri jalan. Justru yang nampak tidak lebih dari rumput-rumput yang tinggi dan pepohonan pisang serta lading sayuran di kanan- kiri jalan. Namun hingga saat ini di kawasan pegunungan Bromo tersebut, belum diketahui detail angka lahan yang diperkirakan jumlahnya mencapai puluhan hektar. Setiap tahunnya peristiwa tanah longsor terjadi hingga puluhan kali dan mengakibatkan kerugian materiel hingga korban jiwa. Yang menyebabkan tanah longsor tersebut adalah kondisi hutan yang gundul dan tanaman-tanaman besar penyangga air terus berkurang Selain penebangan liar yang terus terjadi(illegal logging), disebabkan alih fungsi hutan yang tidak beraturan. Dari petugas polisi hutan (polhut) dan pihak perhutani, meski mengantongi ijin dari perhutani. Namun warga membuka lahan untuk pertanian tanpa mempertimbangkan bahaya yang ditimbulkan dengan memotong pepohonan yang menjdai penyangga tanah. Untuk mengatasi masalah tersebut Fajar Kurniawan, Penasihat Yayasan Satu Daun yang bergerak dibidang lingkungan mengatakan salah satu konsep yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di kawasan Pegunungan Bromo dinataranya denga konsep mozaik plantation, artinya lahan pertanian harus disesuaikan dengan kondisi kontur tanah dan termasuk daerah tangkapan air. Dari cara diatas pula kita dapat menerapkannya dalam diri kita. Ayo...generasi muda kota Probolinggo, kita kembalikan kelestarian Hutan Pinus di Bromo.

Kondisi Jalan Raya Kota Probolinggo...

Jalan raya memang tak asing bagi anda yang setiap hari dan setiap waktu memakainya. Tahukah anda, bahwa jalan di kota Probolinggo bersih dan rapi? Kota Probolinggo selain sebagai kota penghasil anggur dan mangga-nya yang manis, kota Probolinggo juga terkenal sebagai kota yang jalan rayanya bersih. Anda yang melaluinya pasti betah untuk melihatnya, warga kota Probolinggo terkenal suka untuk menjaga kebersihan jalan raya, jarang sekali atau bahkan tidak pernah sekalipun anda melihat warga Probolinggo yang membuang sampah tidak pada tempatnya... karena masyarakat tahu apabila jalan raya-nya bersih pasti menjadi cermin kepribadian warganya juga, kan? Ini adalah contoh jalan yang sempat saya abadikan:

Jl. Raya Panglima Sudirman



Jl. Pahlawan
Jl. Dr. Mohammad Saleh
Dari beberapa foto di atas membuktikan bahwa pemerintah kota probolinggo sangat menganjurkan kepada warganya agar menjaga kebersihan. Kota Probolinggo juga sudah menyiapkan tempat sampah yang terbagi ke dalam 2 jenis tempat sampah yaitu: Sampah Basah, dan sampah kering, setiap 100 M kita juga akan menemukan tempat sampah lagi, ini menunjukkan bahwa warga Kota Probolinggo sangatlah peduli lingkungan

Patisipasi masyarakat dalam melestarikan hutan Mangrove di Kota Probolinggo!



Hutan mangrove adalah hutan tropis yang hidup dan tumbuh di sepanjang pantai berlumpur atau lempung atau gambut atau berpasir dan selalu digenangi oleh air laut secara berkala dan mempunyai zona vegetasi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya. Hutan mangrove terdapat di sepanjang pantai di daerah teluk dangkal, muara sungai, delta, bagian terlindung dari anjung dan selat. Peranan hutan mangrove sangat penting karena merupakan suatu ekosistem yang memiliki multifungsi yang penting bagi kehidupan (Baehaqi, A dan Indrawan, 1993).

Di era pembangunan yang berorientasi pada pembangunan ekonomi wilayah, pesisir pantai mempunyai posisi yang sangat penting. Pusat-pusat industri, lokasi rekreasi, pembangkit tenaga listrik, pemukiman dan sarana pembangunan banyak dibangun di wilayah pesisir. Dalam mendayagunaan wilayah pesisir untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, bisa menimbulkan dampak negatif bila dalam pelaksanaannya tidak dilakukan secara hati-hati dan terkoordinasi. Kecenderungan makin meningkatnya pemanfaatan kawasan mangrove di beberapa daerah telah menimbulkan akibat terganggunya ekosistem hutan mangrove sehingga tidak mampu berperan sesuai dengan fungsinya.

Perkembangan penduduk di wilayah pesisir berdampak pada terganggunya kelestarian hutan mangrove. Berdasarkan data, sejak tahun 1986 ;ndash; 1990 luas hutan mangrove berkurang menjadi tinggal 60 persen (Rusila Noor dalam Rahmawati, 2003). Berarti dalam kurun waktu tersebut laju kerusakan hutan mangrove di Indonesia adalah 10 persen per tahun. Khusus di wilayah Kota Probolinggo, luas hutan mangrove diperkirakan 585 hektar dengan laju kerusakan sebesar empat persen.

Dalam memanfaatkan hutan mangrove di Kota Probolinggo, telah terjadi benturan kepentingan antara Pemerintah Kota Probolinggo dengan petani, petambak ikan dan udang tradisional dan pengusaha (industri kayu dan petambak besar). Karena pihak-pihak tesebut memiliki kepentingan yang berbeda terhadap hutan mangrove.

Penyebab Kerusakan

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem hutan mangrove di Indonesia antara lain perkembangan penduduk yang menyebabkan meningkatnya pemanfaatan hutan mangrove menjadi lahan untuk pemukiman, pertanian, pertambakan dan industri. Menurut Rahmawati (2003), berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa dalam dua dekade terakhir ini, konversi hutan mangrove di Indonesia paling banyak untuk tambak udang.

Pada umumnya kerusakan hutan mangrove di Kota Probolinggo tidak berbeda jauh dengan kerusakan hutan mangrove di daerah lainnya di Indonesia. Adapun kerusakan hutan mangrove di pesisir Kota Probolinggo disebabkan antara lain karena adanya penebangan liar oleh masyarakat sekitar baik untuk kayu bakar, arang maupun dengan tujuan komersial/diperdagangkan sebagai bahan bangunan; perubahan lahan dari hutan mangrove menjadi tambak atau lahan pertanian/sawah, juga untuk proyek pembangunan antara lain normalisasi sungai di Sukabaru, kelurahan Sukabumi dan pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di kelurahan Mayangan.

Kebiasaan dan adat istiadat masyarakat sekitar juga turut andil dalam kerusakan hutan mangrove, di antaranya yaitu menjala ikan yang menyebabkan bibit/benih mangrove tersangkut dan tercabut sewaktu jala diangkat dari air. Selain itu orang yang menjala ikan secara tidak sengaja dapat menginjak tanaman mangrove yang masih kecil. Kebiasaan lain yaitu menyundu udang dengan alat sundu yang dapat mencabut/merusak tanaman mangrove yang masih kecil. Kegiatan mencari kepiting pada siang hari dengan membangun lubang kepiting juga tidak jarang dapat merusak tanaman mangrove.

Ini makin diperparah oleh pencarian cacing laut untuk makanan ikan hias. Biasanya masyarakat pencari cacing terlebih dahulu menebang/merusak pohon mangrove. Kebiasaan para nelayan mendaratkan perahu-perahu di sekitar tanaman mangrove serta jalan masuk atau keluar yang dibuat untuk jalan perahu dapat merusak tanaman,

Selain itu dampak kerusakan juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain yaitu hama yang sering menyerang tanaman mangrove dan dikenal sebagai “scale insect ” atau kutu loncat (mealy bug). Ciri-ciri serangan hama ini daun menjadi kuning dan kemudian menjadi rontok dan mati. Selain itu tanaman mangrove yang masih muda di daerah pertambakan atau bekas tambak biasanya sering dirusak ketam/kepiting dengan cara menggigit batang mangrove yang masih muda secara melingkar sehingga suplai makanan terputus, akibatnya lama kelamaan mati.

Akibat Rusaknya Hutan Mangrove

Kerusakan hutan mangrove dapat mengakibatkan terganggunya fungsi-fungsi hutan mangrove, baik fungsi bioekologis maupun terganggunya fungsi bioekologis menyebabkan hutan mangrove tidak mampu lagi menyediakan jazat renik yang merupakan sumber makanan bagi ikan dan binatang laut lainnya. Hutan mangrove yang rusak juga menyebabkan berbagai jenis burung dan binatang laut lainnya tidak dapat lagi membuat sarang untuk bertelur dan berkembangbiak.

Rusaknya hutan mangrove juga menyebabkan terganggunya fungsi konservasi, diantaranya yaitu sebagai pelindung pantai dari terjangan gelombang, badai, banjir dan abrasi, juga tidak dapat lagi dijadikan penghambat terhadap intrusi air laut, serta tidak lagi berfungsi sebagai perangkap dan pelokalisir sedimen.

Degradasi hutan mangrove yang berkelanjutan akan mengganggu ekosistem yang ada di sekitarnya dan secara perlahan akan menghilangkan fungsi serbaguna hutan mangrove sebagai penghambat intrusi air laut, perlindungan pantai dari bahaya abrasi, “nursery ground “, perlindungan dan pertumbuhan biota di air maupun biota bukan di air. Hilangnya fungsi hutan mangrove ini berarti lenyapnya mata rantai berbagai kehidupan yang tidak ternilai harganya, baik untuk kepentingan pemerintah maupun masyarakat pantai khususnya (Arifin, S dan Manyurdin, 2000).

Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah upaya yang dilakukan masyarakat terutama di kawasan sekitar hutan mangrove untuk ikut mengelola sekaligus mempertahankan ekosistem hutan mangrove secara terus menerus dengan mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan hidup. Partisipasi masyarakat tidak hanya menyumbang tenaga, tetapi harus diartikan lebih luas, yaitu harus menyangkut dari taraf perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan (Mubyarto dan Sartono,1988).

Dalam pengelolaan hutan mangrove di Kota Probolinggo, masyarakat telah berperan serta dalam menyusun proses perencanaan dan pengelolaan hutan mangrove secara lestari. Dengan pola pengelolaan berbasis masyarakat, diharapkan setiap rumusan perencanaan muncul dari masyarakat (bottom up). Dalam pengelolaan ini dikembangkan metode-metode sosial budaya masyarakat setempat yang bersahabat dengan lingkungan ekosistem hutan mangrove dalam bentuk pertemuan secara berkala oleh, dari dan untuk masyarakat yang diisi dengan penyuluhan, penerangan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dalam berperan serta mengelola hutan mangrove.

Pola pendekatan dilakukan dengan dua cara yaitu Program Perencanaan Partisipasi Pembangunan masyarakat sebagai salah satu upaya perencanaan berdasarkan rumusan yang dikembangkan dengan melibatkan masyarakat dan pendekatan PRA (Participatory Rural Appraisal). Pola pendekatan PRA ditujukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan khususnya yang terkait dengan ekosistem hutan mangrove. Dalam kaitan ini, penggalian akar budaya/aturan setempat menjadi salah satu fokus utama kegiatan yang perlu diprioritaskan.

Metode PRA diterapkan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat desa memiliki kemampuan (potensi) dalam mendeskripsikan kehidupan mereka sendiri. Metode ini memungkinkan masyarakat setempat menganalisis pengetahuan mereka tentang kehidupan mereka sendiri untuk membuat suatu rencana atau implikasinya (Chamber di dalam Laksono, dkk. 2001).

Keterlibatan “Kelompok Peduli Hutan Mangrove ” dan beberapa LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) peduli lingkungan hidup (LSM Wahana, Bumi Songgo Langit, dll) pada dasarnya merupakan babak baru dari peran serta masyarakat yang sebelumnya hanya diwarnai oleh pelaku utama yaitu Pemerintah Daerah. Namun seiring dengan era demokratisasi dan keinginan menuju masyarakat madani, maka peran Pemerintah Daerah lebih sebagai fasilitator, regulator dan stimulator. Banyak kegiatan yang pada masa lalu dilakukan oleh Pemdah telah diambil alih oleh LSM, masyarakat dan kalangan swasta. Bahkan masyarakat swasta yang tergabung dalam “IMF ” (Informal Meeting Forum) yang anggotanya terdiri dari 12 perusahaan besar yang ada di Kota Probolinggo telah berkembang dengan ikut sertanya tokoh masyarakat yang peduli linkungan hidup.

Peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove dapat terlihat dari tingkat keterlibatannya, misalnya di sekolah di wilayah pantai. Masyarakat sekolah yang terdiri dari guru dan murid dalam kegiatan pelestarian hutan mangrove sangat membantu keberhasilan program yang akan dilaksanakan. Dimulai dengan diadakannya pertemuan antara guru-guru dengan Pemda, dengan tujuan untuk memberikan dan meningkatkan pemahaman dan wawasan guru terhadap lingkungan hidup. Melalui pertemuan ini diharapkan adanya masukan dari para guru untuk membuat program pendidikan lingkungan bagi anak sekolah yang nantinya diharapkan timbul adanya pemahaman dini bagi anak-anak sekolah terhadap lingkungan pada umumnya dan hutan mangrove pada khususnya.

Peran masyarakat sangat penting mengingat keberhasilan program/kegiatan ini akan sangat bergantung pada kerjasama yang diberikan masyarakat. Untuk itu diadakan pertemuan dan diskusi antar anggota masyarakat di sekitar kawasan hutan mangrove. Dalam pertemuan, masyarakat sendirilah yang membahas dan memusyawarahkan tentang kondisi hutan mangrove. Melalui pertemuan dan diskusi ini masyarakat mengidentifikasi dan menginventarisir semua masalah lingkungan pantai yang terjadi dan akibat yang telah ditimbulkan.

Disamping itu juga muncul ide-ide dan alternatif pemecahan masalah yang datang dari masyarakat sendiri. Pemerintah dapat berlaku sebagai fasilitator untuk memberikan arahan damn membantu program dan ide-ide yang telah disepakati oleh masyarakat dan nantinya diharapkan akan timbul kesadaran masyarakat tentang arti penting hutan mangrove bagi manusia dan kehidupan makhluk kainnya.

Kebijakan Pemkot Probolinggo

Menurut Rahmawati, dkk (2003), selama ini pemanfaatan hutan mangrove mengarah ke eksplotasi yang berlebihan, bahkan tak terkendali. Di beberapa kawasan di Indonesia, keseimbangan hutan mangrove dan linkungan sekitarnya mulai terganggu. Padahal berbagai peraturan pemerintah telah dikeluarkan, diantaranya yaitu : UU No.5 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria, UU No.5 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Kehutanan, UU No.24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang, UU No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No.9 tahun 1985 tentang Perikanan, UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, PP No.51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan PP No. 28 tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan.

Upaya-upaya melestarikan hutan mangrove juga telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Probolinggo, yaitu dengan penyusunan dan penegakan hukum melalui Peraturan Daerah No. 19 tahun 1992 tentang Penetapan Kawasan Lindung. Untuk mengembalikan kondisi hutan mangrove yang rusak, Pemkot Probolinggo melakukan langkah-langkah pembinaan dan penyuluhan. Kegiatan ini merupakan upaya peningkatan kesadaran kepada masyarakat sekitar kawasan pantai akan pentingnya pelestarian kawasan hutan mangrove. Ini sangat penting, mengingat kerusakan hutan mangrove paling parah disebabkan oleh perilaku manusia. Unsur masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pembinaan dan penyuluhan terdiri atas petani tambak, nelayan, pencari kayu bakar, petani sawah, tokoh masyarakat dan unsure-unsur lainnya.

Untuk mengintensifkan hasil pembinaan termasuk tindak lanjutnya pada aspek penanaman, pemeliharaan, pengawasan dan pengamanan hutan mangrove, pada tiap kelurahan dibentuk kelompok-kelompok yang disebut “Kelompok Peduli Hutan Mangrove “. Selain itu juga diadakan rehabilitasi/penanaman kembali hutan mangrove yang telah rusak dan sekaligus mengantisipasi kerusakan di masa mendatang dngan jarak tanam yang sebelumnya 1 x 1 m menjadi 2 x 2 m guna memberi ruang untuk menjala ikan, menyundu udang, mencari kepiting dan menambat perahu.

Upaya pelestarian hutan mangrove yang telah dilakukan baik oleh pemerintah, LSM, ataupun pihak lain selama ini kurang behasil sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini karena kurangnya melibatkan masyarakat pantai dalam pengelolaan mangrove. Untuk itu agar pengelolaan mangrove dapat berhasil, strategi yang harus dikembangkan adalah Pengelolaan Berbasis Masyarakat (Community Based Management) yaitu keterlibatan langsung masyarakat dalam mengelola sumber daya alam. Masyarakat ikut memikir, memformulasi, merencana, mengimplementasi, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan yarg telah dilaksanakan. Melalui pendekatan ini masyarakat merasa lebih diberdayakan dan tanggungjawab masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove akan meningkat.

Kegiatan yang mendukung kreativitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri dilakukan sebagai pendukung dari pengembangan program yang dilaksanakan. Hal ini diperlukan karena kegiatan ini menyangkut jaminan akses ke sumberdaya, hak untuk berperanserta dalam pengambilan keputusan dan hak atas pendidikan dan pelatihan yang memungkinkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan mereka secara berkelanjutan disamping memelihara kelestarian lingkungan.

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk mendukung kreativitas masyarakat dalam memelihara lingkungan, diantaranya adalah menyediakan akses yang terjamin ke sumberdaya bagi kelompok dan perorangan serta pembagian yang adil dalam pengelolaannya. Untuk itu diperlukan hak yang sah atas kegiatan yang mereka lakukan, seperti misalnya petani memiliki hak atas lahan yang digarapnya dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga mereka dapat mengelola sumberdaya lahan tersebut dalam jangka waktu yang lama. Sumberdaya yang dipakai bersama perlu dikelola berdasarkan kesepakatan di antara semua pihak yang berkepentingan.

Kreativitas masyarakat juga dapat ditingkatkan melalui pertukaran informasi, keahlian dan teknologi. Informasi diperlukan masyarakat untuk mengembangkan wawasan lingkungan yang berguna dalam pengelolaan sumberdaya yang mereka miliki. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam konservasi dan pembangunan juga dapat meningkatkan kreativitas. Pemerintah setempat, masyarakat, kalangan dunia usaha dan kelompok-kelompok lain yang berkepentingan harus membantu menyusun rencana pembangunan yang akan dijalankan. Mereka menjadi mitra dalam penentuan kebijakan, program dan proyek yang berkaitan dengan mereka sendiri. Pemerintah harus menjamin bahwa semua kelompok dapat mengekspresikan dan mempertahankan kepentingan masing-masing.

Penyediaan dana dapat dilakukan oleh LSM, perusahaan yang berada di lingkungan tempat tinggal melalui program CSR (Coorporate Social Responsibility), dan lembaga pelestarian lingungan hidup. Perangkat ekonomi dan pajak, subsidi dan jasa produksi dapat merangsang perbaikan lingkungan, insentif ekonomi dapat memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan dan menjamin bahwa mereka memperoleh imbalan yang layak.

Penyebarluasan model pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis masyarakat dikembangkan agar masyarakat secara mandiri dapat mengelola lingkungan hidup, sehingga sumberdaya yang ada dapat terjaga keseimbangannya. Pengelolaan lingkungan yang berbasis masyarakat akan menciptakan suatu sistem masyarakat yang secara mandiri dapat memanfaatkan sumberdaya alam tanpa mengabaikan kepentingan kesinambungan sumberdaya alam itu sendiri. Dengan demikian dapat membentuk suatu pola interaksi antara masyarakat dengan lingkungan hidupnya secara simbiosis mutualis dalam jangka waktu panjang.

Minggu, 11 April 2010

Geografis Kota Probolinggo

Kondisi Geografis

Ditinjau dari sisi geografis, wilayah Kota Probolinggo terletak pada koordinat 7˚43'41' - 7˚49'04' Lintang selatan dan 113˚10' - 113˚15' bujur timur. Kota Probolinggo mempunyai luas wilayah sebesar 56,67 Km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara Selat Madura
- Sebelah Timur Kecamatan Dringu
- Sebelah selatan Kecamatan Leces, Wonomerto, Bantaran, ketiganya masuk wilayah Kabupaten Probolinggo.
- Sebelah Barat Kecamatan Sumber Asih Kabupaten Probolinggo secara administratif wilayah
Kota Probolinggo terbagi dalam 5 wilayah Kecamatan dengan 29 Kelurahan.

*Kecamatan Mayangan
terdiri dari 5 kelurahan yaitu kelurahan Mayangan, Jati, Sukabumi, Mangunharjo
*Kecamatan Kanigaran
terdiri dari 6 kelurahan yaitu kelurahan Kebonsari wetan, sukoharjo, Tisnonegaran, Kebon Sari kulon dan Curahgrinting
*Kecamatan Wonoasih
terdiri dari 6 kelurahan yaitu kelurahan Wonoasih, Jrebeng kidul, Pakistaji, Triwung Lor dan ketapang
*Kecamatan Kademangan
terdiri dari 6 Kelurahan yaitu kelurahan Triwung Kidul, Kademangan, Pohsangit Kidul, Pilang, Triwung Lor, dan Ketapang
*Kecamatan Kedopok
terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Jrebeng Lor, Jrebeng Wetan, Kedopok, Sumberwetan, Kareng Lor, dan Jrebeng Kulon.

Geografis Kabupaten Probolinggo

Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur berada pada posisi 112’50’ – 113’30’ Bujur Timur (BT) dan 7’40’ – 8’10’ Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah sekitar 169.616,65 Ha atau + 1.696,17 km2 (1,07 % dari luas daratan dan lautan Propinsi Jawa Timur).

Dengan rincian sebagai berikut :
- Permukiman : 147,74 Km2
- Persawahan : 373,13 Km2
- Tegal : 513,80 Km2
- Perkebunan : 32,81 Km2
- Hutan : 426,46 Km2
- Tambak/Kolam : 13,99 Km2
- Pulau Gili Ketapang : 0,60 Km2
- Lain-lain : 188,24 Km2

Wilayah Kabupaten Probolinggo berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Selat Madura
- Sebelah Timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember
- Sebelah Barat : Kabupaten Pasuruan
- Sebelah Selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang
- Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo

Dilihat dari geografisnya Kabupaten Probolinggo terletak di lereng pegunungan yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu Gunung Semeru, Argopuro, Lamongan dan Tengger. Selain itu terdapat gunung lainnya, yaitu Gunung Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang dan Batujajar. Dilihat dari ketinggian berada pada 0-2500 m diatas permukaan laut dengan temperatur rata-rata 27’C – 30’C.

Lokasi Kabupaten Probolinggo yang berada di sekitar garis khatulistiwa menyebabkan daerah ini mengalami perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Untuk musim kemarau berkisar pada bulan April hingga bulan Oktober dengan rata-rata curah hujan + 29,5 mm per hari hujan, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga bulan April dengan rata-rata curah hujan + 229 mm per hari hujan. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret dengan rata-rata curah hujan + 360 mm per hari hujan. Diantara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba yang biasanya ditandai dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang berhembus dari arah Tenggara ke Barat Laut biasa disebut “Angin Gending”

Selain itu Kabupaten Probolinggo memiliki beberapa obyek wisata yaitu Gunung Bromo, Air Terjun Madakaripura, Pulau Gili Ketapang dengan taman lautnya, Pantai Bentar, Arum Jeram Sungai Pekalen, Ranu Segaran dan Sumber Air Panas serta Candi Jabung yang mencerminkan kejayaan masa lalu.

Adapun pembagian wilayah administratif, secara yuridis formal dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah- daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, yang terdiri dari 24 wilayah Kecamatan, 325 Desa dan 5 Kelurahan, 1.642 Rukun Warga (RW) dan 5.864 Rukun Tetangga (RT).

Sabtu, 10 April 2010

Kebersihan Di Terapkan!

Kota Problinggo selain sebagi Kota yang hijau juga sebagi Kota yang bersih dan indah. Kebersihan sangat-sangat di terapkan dalam kehidupan bermasyarakat, tidak anak-anak atau pun orang dewasa selalu menerakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jalan-jalan disetiap sudut kota Probolinggo selau bersih dari sampah, ini juga karena peran masyarakat dan juga petugas kebersihan yang selalu menyapu jalanan agar pengendara tetap nyaman dalam memakai fasilitas jalan raya Kota Probolinggo. Setiap pagi, apabila kita melintasi jalanan kira-kira pukul 05.30 pasti kita akan mendapati petugas kebersihan yang selalu ada membersihkan sampah serta dedaunan yang menumpuk di sekitar jalan. Dengan semangat dan juga kepeduliannya terhadap kebersihan serta tugasnya, petugas kebersihan selalu menenteng sapu dan juga tempat sampah untuk membuang sampah-sampah yang menggangu jalannya aktivitas. Selain peran petugas kebersihan, Kota Probolinggo juga menyediakan tempat sampah di sudut-sudut jalan, agar kita bisa membuang sampah pada tempatnya, sehingga terciptalah Kota yang bersih, tidak menyebabkan banjir atau semacamnya dan juga sehat, kalau kita yang melakukan kebersihan itu...kita juga yang menikmatinya???

Visi Dan Misi SMP N 2 Probolinggo




Visi

Meningkatkan prestasi IPTEK dan IMTAQ yang berwawasan Wiyata Mandala.

Misi

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara Selektif dan Efisien.
2. Membantu dan mendorong siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur'an serta penyejuk iman bagi siswa beragama lain (Non-Muslim)
3. Menumbuh kembangkan siswa dalam kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dan Komputer.
4. Mengembangkan nilai-nilai Apresiasi dan Budaya.
5. Menumbuh kembangkan sikap siswa terhadap lingkungan Sekolah yang Bersih, Sehat, Hijau dan Peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Jumat, 09 April 2010

Visi Dan Misi Pemerintah Kota Probolinggo

VISI :

"Menciptakan Pembangunan Perhubungan yang Berkualitas sebagai Penunjang Investasi Daerah"

MISI :

1. Mewujudkan Pembangunan Perhubungan yang handal, berkualitas dan terpadu

2. Mewujudkan tantanan transportasi yang prospektif

TUJUAN :

1. Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu sampai tahun terakhir renstra;

2. Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi;

3. Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok organisasi selama kurun waktu renstra.

Kamis, 08 April 2010

Pariwisata Kota Probolinggo



Agro Wisata: Memetik buah anggur dan mangga
Budidaya Anggur Probolinggo Kembali Bergairah Oleh Chandra HN Ichwani
Popularitas kabupaten dan kota Probolinggo, Jawa Timur, sebagai produsen mangga dan anggur, belakangan ini, tergeser oleh sejumlah daerah lain, seperti Situbondo dan Pasuruan.

Itu karena, sekarang, produksi mangga dan anggur dari Probolinggo tidak sebanyak dua daerah tersebut. Namun, untuk urusan anggur merah (vitis vinifera), daerah yang berada sekitar 90 kilometer tenggara kota Surabaya ini, hingga kini belum tertandingi daerah lain.

Kediri, misalnya, sejak belasan tahun lalu juga mengembangkan anggur. Tapi yang dikembang di sana jenis anggur hijau, bukan merah. Sebagai sentra produksi anggur merah, Probolinggo yang juga dikenal dengan kawasan wisata Bromo, sempat mengalami pasang surut.

Saat krisis ekonomi menerpa Indonesia tahun 1997, banyak petani di daerah ini enggan mengembangkan anggur, karena mahalnya ongkos produksi. Setelah krisis berlalu, kini petani Probolinggo bangkit dan mulai gencar mengembangkan anggur jenis Prabu Bestari atau anggur merah.

Kepala Dinas Pertanian Kota Probolinggo Ahmad Sutardjo MSi mengatakan, mereka berupaya mengembangkan tanaman ini, karena prihatin melihat tingginya ketergantungan akan anggur-anggur impor. Anggur merah yang digemari masyarakat, saat ini masih diimpor dari beberapa negara, seperti Thailand, Brazil, Amerika Serikat, dan Australia.

Kini jumlah tanaman anggur merah di dua daerah tersebut sekitar 11.945 pohon dengan produksi 358,35 ton per tahun. Pengembangannya terpusat di tiga kecamatan, yakni Wonoasih seluas 13,74 ha, Kademangan 8,02 ha, dan Mayangan 3,46 ha. Luas lahan pengembangan tersebut masih nisbi kecil dibandingkan dengan potensi lahan yang tersedia.

Di Kecamatan Wonoasih, luas lahan yang berpotensi bisa dikembangkan 282,27 ha dari potensi lahan hortikultura 718 ha, Kademangan 331.74 ha dari potensi lahan hortikultura 1.119 ha, dan Mayangan 474,63 ha dari potensi lahan hortikultura 952,6 ha.

Target pengembangannya, Probolinggo mampu memenuhi seperempat dari total kebutuhan nasional yang rata-rata pertahunnya 9.000 ton, sehingga ketergantungan pada impor bisa ditekan.

Ahmad Sutardjo mengatakan, berkembangnya kembali pembudidayaan anggur dimulai tahun 2002. Saat itu, petani mulai kangen ingin kembali menanam anggur, setelah lama mereka tinggalkan. Melihat petani kembali tertarik menanam anggur, Dinas Pertanian menfasilitasi dengan mengenalkan dan membagikan jenis anggur merah sebanyak 1.000 bibit pohon.

Satu tahun berlalu, anggur mulai memasuki usia panen. Petani berseri-seri, karena anggur berwarna merah tidak seperti jenis anggur sebelumnya yang berwarna hijau atau hitam.

Saat itu, produktivitas per pohon rata-rata 13-15 kg di tahun pertama dari yang seharusnya 30 kg. Nilai jual anggur rata-rata Rp13.000 per kg atau lebih murah 65 persen daripada anggur impor.

Tingginya harga membuat banyak petani tertarik. Saat ini di Kota Probolinggo ada sebanyak 60 kelompok petani anggur, dengan jumlah anggota tiap kelompok 20-30 orang.

Pada 2007, data Dinas Pertanian Kota Probolinggo menyebutkan, produksi anggur di sana sebanyak36,88 ton. Kecamatan Wonoasih 28,3 ton, Kademangan 2,75 ton, dan Mayangan 5,33 ton. Jenis anggur yang ditanam, "red prince", "belgie", "a lavalle", "caroline black rose" dan "cardinal".

Hasil sebanyak itu hanya bisa memenuhi kabutuhan lokal seperti permintaan masyarakat Lumajang, Jember, dan Pasuruan. Permintaan Surabaya dan Jakarta belum bisa dipenuhi.

Di samping pemberian bibit, Dinas Pertanian juga gencar melatih petani cara membuat minuman berupa sari anggur merah. Upaya itu dilakukan jika produksi melimpah dan harga jual rendah. Dengan begitu, mereka bisa bertahan dengan pola penjualan bentuk lain yang nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk buah segar.

Dinas itu juga menfasilitasi pembentukan Asosiasi Petani Anggur Kota Probolinggo akhir Desember 2007 untuk menjalin komunikasi dan koordinasi antar petani, sehingga mereka memiliki persekutuan yang kuat.
Asosiasi itu diharapkan memiliki nilai tawar serta mampu mengendalikan harga di pasaran.

Pada 2007, pemerintah pusat memberikan dana bantuan di tingkat petani sebesar Rp1,2 miliar. Tahun 2008, pemerintah pusat juga kembali mengalokasikan dana dengan nilai dan bentuk program yang sama.

Wisata Agro
Budi daya anggur merah kini bisa memetik hasil ganda. Bukan hanya pada pengolahan hasil pascapanen, namun juga keuntungan prapanen dengan menjadikan areal perkebunan anggur sebagai objek wisata.

Pengunjung kebun, perorangan maupun kelompok, diberi keleluasaan memetik anggur merah sesuai selera. Anggur dibayar sesuai beratnya. Bagi pengunjung, memetik sendiri buah anggur dari pohonnya menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Probolinggo, Priyono MMA menuturkan, di kabupaten itu terdapat 8.920 pohon anggur merah.

Tersebar di Kecamatan Sumberasih 2.210 pohon, Leces 1.720 pohon, Wonomerto 2.520 pohon, Tongas 1.240 pohon, dan Dringu 1.230 pohon. Hingga kini, tercatat sudah sepuluh perkebunan yang memadukan kebunnya dengan wisata agrobis. Salah satunya adalah kebun milik Suyit di Desa Mranggonlawang, Dringu.

Kebun seluas satu ha itu memiliki 1.000 pohon anggur merah serta beberapa jenis anggur lain, seperti "cardinal" dua pohon, sabela delapan pohon, dan ijo arab dua pohon.

Objek agrowisata kebun anggur ini mulai banyak dikunjungi wisatawan dari Surabaya, Jakarta, Aceh bahkan beberapa wisatawan asing dari Bali yang menuju Bromo mampir di kebun anggur ini.
*ant


Pariwisata Gunung Bromo


Bromo
Dingin, begitulah yang akan Anda rasakan saat pertama kali Anda keluar dari mobil. Suhu disini mencapai 10 derajat bahkan sampai 0 derajat Celsius saat menjelang pagi. Maka, Anda hendaknya mempersiapkan pakaaian dingin, topi kupluk, sarung tangan, kaos kaki, syal untuk mengatasinya. Tapi, bila Anda melupakan perlengkapan tersebut, ada banyak penjaja keliling yang menawarkan dagangannya berupa topi, sarung tangan, atau syal.

Melihat Matahari Terbit Bromo dari Pananjakan
Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung.



Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas. Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Kawah dan Lautan Pasir Bromo

Selesai menyaksikan matahari terbit, Anda dapat kembali menuruni Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Sinar matahari dapat membuat Anda melihat pemandangan sekitar. Ternyata Anda melewati lautan pasir yang luasnya mencapai 10 km². Daerah yang gersang yang dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rumput-rumputan yang mengering. Tiupan angin, membuat pasir berterbangan dan dapat menyulitkan Anda bernafas.
Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70.000,- atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang berterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.
Sekarang, Anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo yang tingginya 2.392 m dari permukaan laut, Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap. Anda juga dapat melayangkan pandangan Anda kebawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat langka dan luar biasa yang dapat kita nikmati.

Pariwisata: Saat menyenangkan saat pantai Bentar
Pantai Bentar memang untuk bersantai dengan pemandangan laut yang indah dan juga menamjubkan. Bagi warga Probolinggo, Pantai Bentar adalah tempat rekreasi yang murah meriah dan juga menyenangkan. Kadang-kadang pengelola Pantai Bentar mengadakan panggung hiburan yang menambah keasyikan tersendiri bagi para pengunjung. Pantai Bentar terletak di Gending, Kabupaten Probolinggo dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 20 menit.



Kalau akan pergi ke Pantai Bentar sebaiknya anda harus menyiapkan makanan atau sebagainya, apabila anda tidak membawa makanan, para penjaja makanan yang ada di Pantai Bentar dapat memanjakan lidah anda dengan berbagai masakan yang berbeda, di sana juga terdapat pasar oleh-oleh, mulai dari miniatur kapal, pernak- pernik yang terbuat dari kulit kerang yang disusun dengan elegannya, dll. Bagi anda yang pergi kesana...ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk anda, karena di Pantai Bentar sekarang terdapat Ikan Hiu Tutul yang berasal dari perairan Australia yang terdampar di sini, menurut pengelola Hiu tersebut dapat sampai ke Pantai Bentar adalah karena terjadi karena suhu air di perairan Australia dingin sedangkan suhu di Pantai Bentar relatif hangat, karena sebab itu Hiu Tutul ini bisa sampai di Pantai Bentar. Menurut para nelayan Hiu tersebut sudah jinak dan dapat bersahabat dengan manusia, tetapi masih saja ada pengunjung yang takut akan Hiu tutul ini, oleh sebab itu untuk membuktikan kepada para pengunjunga bahwa Hiu tutul ini jinak, ada seorang nelayan yang terjun menaiki hiu-hiu tersebut sebagai salah satu atraksi kepada pengnjung. Ini adalah foto nelayan yang menaiki hiu tutul tersebut....



Air Terjun Madakaripur: Air Terjun Sang Maha Patih
Probolinggo (beritajatim.com) - Obyek wisata yang satu ini terletak di kawasan Tengger. Persisnya di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Lokasinya yang berdekatan dengan Gunung Bromo, tentu saja menyuguhkan panorama alam yang luar biasa indah.

Kawasan Wisata Madakaripura, begitulah Pemerintah Kabupaten Probolinggo, menamai lokasi yang konon pernah menjadi persinggahan Patih Gajah Mada, atau Mahapatih Kerajaan Majapahit, yang terkenal dengan Sumpah Palapa-nya itu.



Ketinggian kawasan wisata Madakaripura, yang berada dikisaran 620 meter di atas permukaan air laut, tentu mempersembahkan hawa sejuk bagi setiap pengunjung. Tak hanya itu, pesona deretan Air Terjun, dengan ketinggian sekitar 200 meter dari dasar jeram, juga melengkapi panorama eksotik yang disuguhkan obyek wisata ini.

Bukan isapan jempol ketika kepenatan beritajatim.com setelah menyusuri lereng dan jalan setepak dengan posisi menanjak (+/- 45 derajat) untuk menuju Madakaripura, tiba-tiba hilang setelah menyaksikan keagungan karya Sang Pencipta ini.

Air terjun yang jatuh ke dasar jeram, mampu menyajikan hiburan alami yang sungguh luar biasa untuk dinikmati. Balutan gemuruh air yang jatuh bebas ke dasar jeram, mampu menciptakan harmoni khas dataran tinggi.

Gemuruh air terjun yang kadang berdebam dahsyat hingga menimbulkan gema dan menggetarkan relung sempit sekitar dasar jeram berdiameter tak kurang dari 25 meter itu, juga dihiasi butiran air yang lembut tersapu angin. Butiran air itu kemudian menciptakan biasan cahaya bertekstur warna warni indah bagai biang lala karena sorotan sinar surya.

Penduduk di kawasan Desa Sapih, Minggu (9/8/2009) mengatakan, Madakaripura, bukan hanya menyimpan keindahan panorama alam. Rekam jejak sejarah Kerajaan Majapahit, konon juga bisa dijumpai di kawasan itu.

Herlambang, pemuda setempat yang menemani beritajatim.com menceritakan, Madakaripura konon pernah dijadikan tempat pertapaan Patih Gajah Mada. Karenanya tak sedikit pengunjung yang kemudian mensakralkan lokasi ini.

Konon kekuatan magis yang tersimpan di balik keindahan Madakaripura, dipilih Gajah Mada sebagai tempat bertapa untuk memperoleh kesentosaan hingga ia menjadi sakti mandraguna. "Setelah menyatakan Sumpah Palapa dan berhasil mempersatukan seluruh Nusantara, Patih Gajah Mada, menghabiskan sisa hidupnya ditempat ini," urainya.

Madakaripura, lanjut Herlambang, memiliki arti "tempat tinggal terakhir". Manakala kita merindukan kebesaran jasa Gajah Mada, dan ingin menghayati kehebatannya, kita bisa datang kesana untuk menunggu munculnya bianglala. "Sukma Patih Gajah Mada, akan turun meniti tangga berwarna, bersiram air suci Tirta Sewana. Banyak orang percaya bahwa Tirta Sewana berkhasiat memberikan kesembuhan dan membuat awet muda," kata Herlambang.

Perjalanan beritajatim.com menuju Madakaripura, yang bertolak sekitar jam 07 pagi Dari Kota Probolinggo, di hari Minggu, memberikan banyak kesan menakjubkan. Jalanan terjal berbatu dan berliku, ditambah suguhan panorama perbukitan hijau dengan tumbuhan liar menjadi santapan selama perjalanan kami. Kanan kiri jalan adalah tebing-tebing curam yang berjurang dalam. Kamipun makin tertantang untuk segera mencapai Madakaripura.

Setiba dilokasi, kami "disambut" patung Maha Patih Gajah Mada sedang duduk bersila. Kedua tangannya disilangkan di dada. Nampak begitu angkuh. Tatapan matanya tajam "mengamati" setiap gerak-gerik kami yang datang bermandi peluh. Sungguh suatu "sambutan" yang lumayan "ramah" bagi kami. Disana kami juga menemukan suasana pedesaan yang tenang dan asri. Begitu hening, jauh dari hiruk pikuk keramaian.

Jadi, tunggu apa lagi. Jika liburan tiba, segera ajak keluarga anda untuk menikmati persembahan eksotik Obyek wisata air terjun itu.

Rangga Jalu : Pesonanya Wisata Air
Banyuanyar-Obyek wisata Ronggojalu yang terletak di Kecamatan Leces merupakan salah satu obyek wisata yang sangat diminati oleh masyarakat baik dari dalam maupun dari luar Probolinggo.
Pengunjung yang datang ke obyek wisata Ronggojalu ada yang sekedar berjalan – jalan,duduk – duduk, bahkan adapula yang mencoba memanfaatkannya untuk mandi.



Selain dipakai untuk obyek wisata, Ronggojalu juga sudah dapat dimanfaatkan untuk air minum oleh masyarakat.Proses pengolahan airnyapun dilakukan oleh PDAM Kabupaten Probolinggo sehingga menjadi air yang siap dikonsumsi dan aman bagi kesehatan.

Lokasi Ronggojalu sendiri lumayan jauh dari Pusat Kota Probolinggo, Ronggojalu terletak di kecamatan Leces. Nama dari Danau Ronggojalu ini berasal dari dua nama yaitu Ronggo dan Jalu, sedangkan ronggo atau biasa dipanggil Pak Ronggo adalah suami dari Bu Jalu. Banyak wisatawan lokal yang datang ke sini dan mereka rata-rata adalah keluarga yang ingin menikmati sejuknya udara dan segarnya air dari mata air di Danau ini.

TWSL(Taman Wisata Study Lingkungan): Surga Tumbuhan Dan Satwa
Anda pernah mendengar fasilitas Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) di Probolinggo ..? Pembangunan Taman Wisata Studi Lingkungan dimaksudkan sebagai salah satu upaya penyediaan sarana wisata dan media studi tentang lingkungan bagi masyarakat Kota Probolinggo. Walaupun masih terbilang manfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi para pelajar untuk dapat mengenal lingkungan lebih dalam. Oleh karenanya, peran serta kita dalam membantu pelestarian lingkungan sangat diperlukan sekali.
Ini adalah foto TWSL dari depan.



Tanjung Tembaga: Pelabuhan yang eksotis
Pelabuhan Tanjung Tembaga adalah pelabuhan yang bersejarah, karena dahulu pada zaman penjajahan Jepang pelabuhan ini sebagai tempat pendaratan tentara Jepang dan bongkar muat keperluan penjajahan.

Pada perkembangannya Pelabuhan Tanjung Tembaga mengalami perubahan menjadi pelabuhan ikan, bongkar muat kapal-kapal besar, pelabuhan antar pulau serta pelabuhan transit bagi kapal-kapal dari daerah lain.

Selain berfungsi seperti yang disebutkan diatas, di Pelabuhan Tanjung Tembaga ini terdapat beberapa tradisi maupun acara yang sering diselenggarakan yaitu:

Tradisi Sya’banan. Tradisi ini berasal dari masyarakat yang bertujuan untuk menyambut hadirnya bulan puasa. Biasanya pada tanggal 15 bulan Sya’ban (15 hari sebelum bulan puasa tiba) masyarakat hadir dengan membawa makanan dan bersuka cita sambil duduk-duduk di tepian pantai menikmati panorama laut yang tertimpa sinar bulan purnama. Tradisi seperti ini sudah dilakukan oleh masyarakat setiap tahun.

Petik Laut. Setiap tahunnya para nelayan yang tergabung di dalam Paguyuban Nelayan selalu mengadakan kegiatan ritual yang telah ditetapkan menjadi event tahunan oleh Pemerintah Kota Probolinggo yaitu kegiatan Petik Laut. Kegiatan ini melambangkan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh umat. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk tetap melestarikan budaya gotong royong dan kebersamaan yang telah diwariskan secara turun-temurun dari para leluhur sehingga menjadi tradisi di daerah sepanjang pesisir pantai Kota Probolinggo.

Lomba Perahu Hias. Masyarakat pesisir secara beriringan berlomba menghias kapal atau perahu dengan bermacam-macam hiasan yang menarik. Lomba ini selalu mampu menarik minat para wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Kegiatan ini telah menjadi event tahunan dan diselenggarakan bertepatan dengan hari jadi Kota Probolinggo pada tanggal 4 September.



Dan juga yang masih belum tahu tentang berita yang tersiar di salah satu televisi swasta, bahwa Tanjung Tembaga akan dijadikan sebagai salah satu pelabuhan Internasional yang diperkirakan akan dikunjungi oleh para pedagang dan juga kapal-kapalnya dari Hongkong dan juga Jepang, suatu prestasi besar bagi Kota Probolinggo.

Alun-alun Kota Probolinggo
Alun-alun Kota Probolinggo merupakan salah satu tempat hiburan alternatif yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Alun-alun Kota Probolinggo terletak di tengah kota, sehingga sangat memudahkan masyarakat untuk berkunjung.
Selain lapangan, di Alun-alun Kota Probolinggo juga terdapat wahana atau taman bermain untuk anak-anak. Tidak ketinggalan juga disediakan taman bunga yang semakin menambah keindahan dan keasrian Alun-alun Kota Probolinggo. Hal inilah yang sering membuat masyarakat menjadi gemar melakukan olahraga bersama pada setiap hari Jumat dan Minggu.



Di tempat ini juga terdapat aneka jajanan bagi pengunjung yang gemar bersantai sambil menikmati jajanan khas pedagang kaki lima. Terutama di hari Minggu pada pagi hari terdapat event “Sunday Morning”, dimana pengunjung hanya akan menemui aneka jajanan yang hanya diperdagangkan pada hari itu saja. Selain itu pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan aneka tanaman hias yang diperdagangkan dengan harga terjangkau.



Arung Jeram: Wisata agrenali
Mengunjungi bumi Probolinggo propinsi Jawa Timur saat ini ibarat menyusuri kembali perjalanan Hayam Wuruk lebih dari 500 tahun silam. Konon, menurut cerita rakyat, tak lama setelah Mahapatih Gadjah Mada dari Kerajaan Majapahit berhasil menyatukan wilayah Nusantara di tahun 1357 Masehi, Raja Hayam Wuruk adalah orang pertama yang menjadi saksi atas keindahan panorama alam Probolinggo. Lantaran kagum dan terpesona oleh keindahan panorama di sana, Hayam Wuruk sempat berlama-lama bercengkerama di tempat itu. Tempat Hayam Wuruk bercengkerama itu kemudian disebut sebagai prabu linggih, yang lambat laun mengalami perubahan lafal menjadi Probolinggo.

Sungai Pekalen, terletak 25 km dari kota Probolinggo tepatnya terbentang di antara tiga kecamatan berturut-turut yaitu kecamatan Tiris, kecamatan Maron, dan kecamatan Gading. Bantaran sungai yang bisa diarungi berjarak 29 km yang terbagi atas 3 area. Dan Songa membagi paketnya menjadi 3 bagian: Sungai Pekalen Atas berjarak 12 km, Sungai Pekalen Tengah berjarak 7 km, dan Sungai Pekalen Bawah berjarak 10 km.

Karakteristik sungai berbelok dan bertebing, panorama alam yang indah, puluhan jeram (grade 2 s/d 3+) yang exotic dan menantang, kemegahan air terjun, dan kemolekan gua-gua kelelawar, serta masih ditemuinya beberapa satwa langka seperti burung elang, burung kepodang, monyet, biawak, linsang, tupai dll menjadi daya tarik tersendiri yang dapat Anda nikmati.



Ranu Segaran
Probolinggo, kota yang terletak di kaki Gunung Semeru, Gunung Argopuro, dan Gunung Bromo serta Pegunungan Tengger ini menyimpan kekayaan panorama alam yang indah. Secara topografis bagian utara Kota Probolinggo merupakan dataran rendah, bagian tengah barupe lereng-lereng gunung dan sementara bagian selatan terdiri dari dataran tinggi.

Di Probolinggo kami akan mengajak anda mengunjungi salah satu keindahan tersembunyi yaitu Ranu Segaran yang terletak di Desa Segaran Kecamatan Tiris tepatnya. Perjalanan kami mulai dari Pajarakan titik persimpangan pertama menuju Ranu Segaran.

Untuk memasuki Kecamatan Tiris diperlukan waktu sekitar tiga puluh menit perjalanan dari Kota Probolinggo. Perjalanan dihabiskan untuk melewati jalan yang kanan kirinya dipenuhi pohon-pohon dan pemandangan rangkaian pegunungan. Walaupun sempat tersesat, namun tak menyurutkan niat kami tuk pergi menyaksiakn keindahan Ranu Segaran. Denagn bertanya kepada beberapa orang penduduk local, akhirnya kami melanjutkan perjalanan yang sempat blank tadi.

Hawa terasa mulai dingin ketika kami berada di ketinggian ± 600m dpl. Tak berapa lama kami sampai di pertigaan sebelum Koramil Tiris yang merupakan jalan masuk utama menuju Ranu Segaran. Untuk mencapai Ranu Segaran kita akan melewati Portal dan membayar tiket masuk. Dengan membayar tike seharga Rp. 2.000,- kita sudah bisa menikmati dua objek wisata sekaligus, yakni Ranu Segaran dan Wiasata Air Panas.

Pertama kami menuju Wisata Air Panas yang berada ± 200m dari Ranu Segaran. Sekitar 10 manit perjalanan kami melewati jalan kecil yang masih berupa tanah. Setelah sampai di tempat pemarkiran kendaraan kami harus berjalan kaki di antara pohon-pohon pisang melewati jalan yang mulai menurun dan terjal.

Meskipun terpampang tulisan Wisata Sumber Air Panas, kondisinya yang sangat sederhana memperlihatkan bahwa tempat wisata ini belum dikelola secara professional. Tentunya jangan membayangkan Sumber Air Panas layaknya di spa kecantikan pada umumnya. Sumber mata air ini hanya dibatasi dengan batu-batu kali yang disemen namun tak sempurna dan sengaja disusun mengitari sumber mata air agar airnya tidak barcampur dengan air dingin Sungai Pakelan.

Selama ± 30 menit kami menikmati keindahan alam di sekitar Wiasata Sumber Air Panas berada. Taki berapa lama kami beranjak menuju tempat wisata yang ke dua yaitu Ranu Segaran.

Ranu Segaran adalah salah satu danau yang terjadi akibat aktivitas vulkanik. Konon dulunya ini adalah bekas kawah namun karena sudah tidak aktif lagi dan tergenang air, akhirnya berubah menjadi danau.

Tiba di Ranu Segaran kami menjumpai sebuah danau luas yang masih alami dan boleh dikatakan masih belum tersentuh modernisasi wisata. Di sini terdapat sebuah warung yang menjual berbaga jenisi makanan bagi para pengunjung. Bagi yang suka menmancing, di sini jauga disediakan rakit-rakit yang bisa digunakan untuk mencari ikan di tengah danau.

Ranu Segaran memancarkan keindahan yang memukau. Permukaan airnya yang tanpa riak menyiratkan ketenangan yang akan membawa kita terlarut di tengah keindahan alam dan menelusupkan suatu perasaan damai.

Dua objek wisata ini merupakan potensi besar yang harus mendapatkan penanganan. Kurangnya promosi dan lambatnya pengelolaan merupakan suatu kekurangan yang harus segera dikolola secara maksimal.

Bagi pecinta traveling, tak ada salahnya jika anda mencoba menikmati keindahan Ranu Segaran yang mungkin tidak disajikan di bebagai tempat wisata lainnya.



Candi Jabung
Candi Jabung adalah Candi peninggalan dari kerajaan Majapahit yang terletak di desa Jabung Candi, kecamatan , Kabupaten Probolinggo. Berjarak hanya sekitar 5 km dari Kraksaan dan 500 meter sebelah tenggara kolam renang Jabung Tirta yang berada di pinggir jalan raya Surabaya - Situbondo.
Candi Jabung merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Probolinggo yang terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton berada pada ketinggian 8 m dpl. Candi ini terbuat dari batu merah dengan ukuran, panjang 13,11 m, lebar 9,58 m dan tinggi 15,58 m. Sebelum dipugar areal candi ini seluas 35 x 40 m dan sekarang telah mendapat perluasan 20.042 m2.

Seperti bangunan candi umumnya Candi Jabung terdiri dari bagian subbasement, bagian kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Ditinjau dari sudut arsitektur Candi Jabung sangat menarik, karena bagian tubuhnya berbentuk bulat (silinder) yang berdiri diatas bagian kaki candi bertingkat tiga berbentuk persegi. Sedangkan bagian atapnya berbentuk stupa.

Letak pintu bilik candi berada disebelah barat, maka Candi Jabung menghadap ke barat. Pada sisi barat masih terlihat bagian yang menjorok ke depan merupakan bekas susunan tangga naik memasuki candi. Di sebelah Barat Daya halaman candi terdapat bangunan candi. Menara sudut di perkirakan penjuru pagar, fungsinya sebagai pelengkap bangunan induk Candi Jabung. Candi Menara sudut terbuat dari bahan batu bata, bangunan candi tersebut berukuran tiap-tiap sisi 2.55 meter, tinggi 6 meter.

Arsitektur Candi Jabung sangat menarik, mempunyai komponen berupa batur, kaki, tubuh dan atap, pada bagian tubuh bentuknya bulat (silinder segi delapan ) berdiri diatas bagian kaki candi yang betingkat tiga berbentuk persegi. Sedangkan pada bagian atapnya dagoda (stupa) tetapi pada bagian puncak sudah runtuh dan atapnya berhias motif sulur-suluran.

Di dalam bidik candi terdapat lapik area, berdasarkan inskripsi pada pintu masuk candi Jabung didirikan pada tahun 1276 c (saka) = 1354 Masehi masa kebesaran kerajaan Majapahit. Menurut keagamaan, Agama Budha dalam kitab Nagara Kertagama dan Pararaton Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagara Kertagama candi Jabung di kunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada tahun 1359 Masehi pada kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhra Gundul salah seorang keluarga raja.

Di lokasi Candi Jabung anda bisa mengetahui sejarah seluk beluk Candi Jabung dari informasi yang terpampang di depan. laskan bahwa pada tahun 1978, kondisi candi tampak tak terurus, seluruh bangunan ditumbuhi pohon dan rumput liar. Baru pada tahun 1980 pemkab Probolinggo melakukan pemugaran umtuk merenovasi dan menggantikan bagian yang rusak. Baru pada tahun 1986 setelah pemugaran selesai, Candi Jabung sedah bisa dinikmati wisatawan.

Situs Candi

Situs terdiri dari dua bangunan utama yang terdiri atas satu bangunan besar dan yang satu bangunan kecil dan biasa disebut Candi Sudut. Yang menarik adalah material bangunan candi yang berupa batu bata merah berkualitas tinggi yang kemudian diukir dalam bentuk relief. Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah ini mampu bertahan ratusan tahun.
Wisata Seni Budaya

Andung Biru

Pengolahan Sampah

Sampah organik yang telah dipisahkan dimasukkan ke mesin pencacah. Hasil olahan yang berupa serpihan yang lebih kecil ditempatkan dalam bak untuk proses fermentasi. Dengan bantuan bioaktivator, sekitar sebulan kemudian sampah itu pun berubah menjadi pupuk kompos. Setelah dikemas, pupuk berbahan baku sampah pun siap dijual.

Kini, baik sampah pasar maupun rumah tangga tak dibiarkan berlama-lama membusuk dan mencemari kota. Suhar dan rekan-rekannya siap sedia mengolahnya. Hasilnya, Kota Probolinggo kini tampak lebih bersih. Jarang terli-hat gunungan sampah di kota itu.

Program itu pun telah berbuah manis. Tak hanya kenyamanan yang dirasakan, tahun lalu kota di tenggara Surabaya itu diganjar Inovasi Manajemen Perkotaan Award 2009 di bidang sanitasi, subbidang pengelolaan sampah perkotaan. Yayasan Peduli Danamon, yang memfasilitasi pengelolaan sampah itu, pun mendapat penghargaan internasional BBC World Challenge pada Desember lalu.

Saat ini Kota Probolinggo telah memiliki empat lokasi pengolahan sampah yang terus menghasilkan kompos. Warga setempat lebih akrab menyebutnya rumah kompos. Keempatnya adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengolahan Sampah Terpadu dan Limbah Induk, UPT Pengolahan Sampah Pasar Baru, dan dua unit pengelolaan sampah di perumahan, yaitu Perumahan Kelurahan Ketapang dan Perumahan Sumber Taman.

Untuk memuluskan kebijakan tersebut, pemerintah kota juga mengundang partisipasi aktif warganya dengan menerapkan program pengolahan sampah berbasis komunitas. "Kita membentuk kelompok-kelompok masyarakat peduli sampah," kata Kepala Badan Perencanaan Daerah Kota Probolinggo Budi Krisyanto.

Satu kelompok masyarakat (pokmas) terdiri atas 10 hingga 15 rumah tangga. Kelompok ini bertugas mengumpulkan dan memilah sampah yang dihasilkan di lingkungan masing-masing. Jika sudah terkumpul, koordinator menghubungi rumah kompos agar sampahnya segera diambil. Hingga sekarang, kata Budi, sudah terbentuk kurang-lebih 100 kelompok masyarakat.

Dampak positifnya pun mulai dirasakan masyarakat. Mereka bisa memperoleh pupuk cuma-cuma. Dari sampah yang disetorkan ke rumah kompos, 70 persen hasilnya dikembalikan ke kelompok masyarakat. Pupuk tersebut kemudian digunakan di lahan pertanian mereka. "Sisanya bisa dijual untuk kas pokmas, *

Selain itu, ada manfaat lain yang diperoleh masyarakat, yaitu pembuatan kerajinan dari sampah nonorganik. "Ada usaha pembuatan suvenir di pokmas berupa tas dan dompet," kata Sukiman. Pekerjaan ini sebagian besar dilaksanakan oleh kaum perempuan.

Data UPT Pengolahan Sampah dan Limbah Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo menunjukkan tahun lalu produksi kompos sekitar 72 ton dari reduksi sampah sebesar 138 ton. Jika digabungkan dengan kompos yang diproduksi masyarakat per September 2009 sebanyak 100,4 ton kompos, sudah dihasilkan sampah 401,6 ton. Rata-rata produksi kompos per bulan 10 ton.

Kepala UPT Lucia Aries Yulianti pun mengharapkan peran serta masyarakat terus berlanjut. "Kelompok masyarakat yang ada sekarang ini sangat membantu dalam proses pengolahan sampah menjadi kompos," katanya. Menurut dia, pengelolaan sampah akan mengurangi penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Kelak, kata Lucia, TPA menjadi tempat pembuangan sampah yang memang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan lagi.

Bantul, Yogyakarta, juga menyimpan cerita sukses tentang pengelolaan sampah. Empat pasar tradisional di kabupaten itu, yaitu Pasar Bantul, Pasar Niten, Pasar Imogiri, dan Pasar Piyungan, sukses mengolah sampah pasar menjadi pupuk kompos.

Awalnya, program tersebut hanya di Pasar Bantul, difasilitasi oleh Yayasan Danamon Peduli dengan program "Pasarku Bersih, Sehat, dan Sejahtera". Pemerintah setempat kemudian mereplikasi di ketiga pasar lainnya secara mandiri.

Aktivitas pengolahan sampah dimulai sejak Februari 2007 di keempat pasar tradisional tersebut. Setiap hari, sampah pasar dikumpulkan oleh petugas dengan gerobak sampah kemudian dibawa ke depo di belakang pasar. Sampah yang terkumpul itu disortir dan diolah menjadi kompos.

"Setiap hari Pasar Bantul menghasilkan 1,5 hingga 2 ton sampah," 42 tahun, Ketua Koperasi Guyup Rukun yang juga Ketua Kelompok Kerja Pengolah Sampah Pasar Bantul. Dari sampah sebanyak itu dihasilkan 600 hingga 800 kilogram kompos. Setelah dikemas dalam wadah 20 kilogram dan 40 kilogram, pupuk kompos itu dijual Rp 600 hingga Rp 800 per kilogram.

Sebelum ada sistem pengelolaan sampah pasar, masyarakat di sekitar pasar sering mengeluhkan soal bau dan lalat yang merajalela, apalagi pada musim hujan. "Kini masyarakat tidak ada lagi yang protes karena tak ada lagi sampah yang menumpuk di sini."

Sejak Desember 2009, proses pengolahan sampah pasar menjadi kompos agak tersendat. Penyebabnya,Kepala Kantor Pengelola Pasar, tim penggerak PKK yang menjadi pembeli utama menghentikan pembelian pupuk hasil olahan sampah pasar tersebut. beliau berjanji Maret nanti pengolahan sampah pasar menjadi kompos di empat pasar tradisional Bantul akan mulai beroperasi lagi. Dinas Pertanian Kabupaten Bantul yang akan membelinya. "Dinas Pertanian juga akan membantu memasarkan ke petani."

Selain masih akan memproduksi pupuk kompos, menurut Gatot, sampah pasar nantinya akan diolah menjadi pupuk organik jenis granul. Pupuk ini sebenarnya sama dengan pupuk kompos, hanya bentuknya berupa butiran. "Petani ternyata lebih suka menggunakan kompos jenis granul."

Program Manager Yayasan Danamon Peduli menyatakan lembaganya telah mengaplikasikan program "Pasarku Bersih, Sehat, dan Sejahtera" di 31 kota. Program rutin tersebut berasal dari keprihatinan akan lingkungan di pasar tradisional yang lekat dengan asosiasi kotor, kumuh, dan becek.

Akibatnya, minat masyarakat mengunjungi pasar tradisional pun menurun drastis. "Data menunjukkan keberadaan pasar tradisional menurun 3,1 persen per tahun." Dengan adanya pengelolaan sampah yang baik, Fauzan berharap pasar tradisional akan menjadi lebih bersih dan nyaman.

Profil Walikota Probolinggo


Riwayat Hidup / Biodata Walikota :
Nama : H.M. BUCHORI, SH, M.Si
Alamat : Jalan Brantas No.11, RT.2, RW.4
Kelurahan Pilang,
Kec.Kademangan, Probolinggo
Tempat Tanggal Lahir: Probolinggo, 22 Juni 1954
Telepon/Fax :(0335) 430411 / 081 1346160 / 0811350006
Hoby: Olahraga, Musik
Riwayat Pendidikan :
Tahun pendidikan:
1962 - 1968 : SD Pertiwi Probolinggo
1968 - 1971 : ST Negeri Probolinggo
1971 - 1974 : STM Negeri Probolinggo
1988 : Persamaan SMU Probolinggo
2002 : S1 / Hukum UPM Probolingg
2005 : Administrasi Publik Unmer Malang
* Riwayat Pekerjaan / Jabatan :
o PT. KTI - Probolinggo Kasubsi 1974 - 1980
PT. KTI - Probolinggo Kasie 1980 - 1985
PT. KTI - Probolinggo Kabag 1985 - 1990
PT. KTI - Probolinggo Ass. Man 1990 - 1999
PT. KTI - Probolinggo Deputy Man 1999 - 1999
DPRD Prop. Jatim Anggota 1999 - 2003

* Jabatan Politik / Organisasi Provesi dan Non Provesi
o PDI Probolinggo Komdes Mangunharjo 1981 - 1985
PDI Probolinggo Korcam. Mayangan 1985 - 1987
PDI Probolinggo Wakil Ketua I 1987 - 1996
PDI Pro Mega Probolinggo Ketua Cabang 1996 - 1999
PDI Perjuangan Probolinggo Ketua Cabang 1999 - 2000
PDI Perjuangan Probolinggo Ketua Cabang 2000 - 2005
Ormas NU
(Lemb. Ekonomi) Probolinggo Ketua 1997 - 2002
PDI Perjuangan Probolinggo Wk. Ketua DPD
Jatim PDI.P 2005 - 2010

Rabu, 07 April 2010

Profil Kepala Sekolah SMP N 2 Kota Probolinggo



Nama : Suhariyanto
Agama : Islam
Prestasi terakhir :
1.Sebagai PNS teladan kota Probolinggo pada tahun 2008
2.Manajemen sekolah terbaik se Kota Probolinggo pada tahun 2007
Tempat/tanggal lahir : Probolinggo, 14 April 1962
Alamat : Jl. Argopuro Gg.x/9 Ketapang, Probolinggo
Visi kepala sekolah :
1. Hari Esok Harus Lebih Baik dari Hari ini
2. Hidup Harus selalu berprestasi
Misi Kepala Sekolah :
1.Harus meningkatkan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.Melaksanakan tugas tepat waktu
3.Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi
4.Meningkatkan pengetahuan dan wawasan
Pendidikan : S2 sarjana teknologi pembelajaran (2009) dan mendapat predikat DRa
Harapan pada Blog ini : Blog ini dapat menjadi wahana prestasi siswa dan sebagai media publikasi keunggulan sekolah pada masyarakat
Untuk siswa dan siswi :
1.Tingkatkan senantiasa Prestasi Belajar
2.Jadilah pelajar yang berbudi luhur
3.Rencanakan masa depan semenjak saat ini harapan masa mendatang :
1. Prestasi SMP 2 semakin baik.
2. Dapat menjuarai berbagai lomba di kota Probolinggo
3. Ringkat disiplin siswa dan seluruh unsur sekolah lebih baik
Perasaan saat bertugas : Senang, Tenang, dan optimis SMP 2 menjadi lebih baik
Kendala :
1. Fasilitas sekolah
2. Dukungan peningkatan SDM
3. Partisipasi Wali murid dalam hal pendanaan
Perjalanan karir : Sebagai guru BK di SMP 5 1988-2000
: Sebagai kepala sekolah SMP 9 2001-2004
: Menjadi Kepala sekolah SMP 4 2005-2007
: Lalu Menjadi Kepala Sekolah di SMP 3 2007-2008
: Dan sekarang menjadi Kepala Sekolah SMPN 2
Gelar : Drs. dan M.P.d

Kota Probolinggo Adakan Penanganan Lingkungan



Pada tanggal 22 Maret 2010 yang bertempat di Ruang "Sabha Bina Praja" kantor walikota Probolinggo, telah diadakan acara "Peserta Rapat Koordinasi Sekda Dan Kepala Bappeda sekanwil IV di Kota Probolinggo".
Acara tersebut dibuka oleh Walikota Probolinggo, Bapak H.M Buchori, SH, M.Si, dengan jumlah peserta 26 orang terdiri dari wakil sekda dan kepala Bappeda dari kota Madiun, Malang, Surabaya, Denpasar, Bima, Kupang, Mojokerto, Mataram, Kediri, Pasuruan, Batu, dan Blitar.
Dari setiap kota telah memberikan informasi tentang keadaan daerah masing - masing, rencana - rencana untuk pengembangan - pengembangan yang signifikan di era akan datang. Pemaparan yang telah disampaikan diantaranya,
1. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor sehingga diperlukan uji emisi. Yang tujuannya yaitu supaya untuk mengurangi polusi udara
2. Strategi tentang Penanganan persampahan.

Dalam strategi penangan persampahan tersebut terdiri dari 6 pokok, diantaranya
1. meningkatkan kopentensi aparat pengolahan persampahan dengan tujuan meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparatur serta penyusunan dan pelaksanaan SPM (Standart Pelayanan Minimal)
2. melaksanakan perbaikan dan perencanaan manajemen sistem pengolahan persampahan dengan menerapkan ISO, penyusunan SOP pengolahan persampahan yang dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan
3. meningkatkan diversifikasi pengolahan sampah yang efektif dan efisien sehingga dapat mengadopsi, menciptakan, dan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan.
4. mensosialisasikan program - program pengolahan persampahan, dengan cara pembentukan perilaku positif (budaya hidup bersih dan sehat). Bisa Melalui Forum jaringan manajemen Sampah (FORJAMANSA) dengan sasaran kegiatan adalah masyarakat dan Informasi Pendidikan Lingkungan Hidup (IPLH).
5. meningkatkan kontribusi sosial lingkungan pihak swasta.
6. melaksanakan pengolahan sampah berbasis komunitas sama dengan melaksanakan pengolahan smpah yang selama ini dilakukan hampir di semua kota di indonesia dengan pola Kumpul - Angkut - Buang menjadi Kumpul - Pilah - Olah.
Tidak kalah pentingnya dari pengolahan persampahan, Pengelolahan Ruang terbuka Hijau (RTH) juga sangat mendukung dalam meningkatkan lingkungan yang sehat dan indah. Proporsi RTH minimal 30% luas wilayah kota secara keseluruhan atau disesuaikan dengan kondisi geografis wilayah kota. Pengembangan RTH antara lain melalui pembuatan taman kota, hutan kota sebagai gren belt.
peningkatkan peran masyarakat dan pelaku usaha dalam upaya perlindungan dan konservasi SDA (Sumber Daya Alam).

Hijau Kotaku



Kota Probolinggo yang terletak di Provinsi Jawa Timur ini, memang terkenal dengan jalan-jalan sekitarnya yang banyak di tumbuhi pohon-pohon yang rindang, semua akses jalan menuju ke arah manapun kita akan berjalan di kota Probolinggo pasti mata kita akan di sejukkan oleh semua pepohonan yang hijau itu. Beralih dari semua itu, Pemerintah Kota Probolinggo juga telah membuat jalur baru untuk para pengendara jalan raya yaitu di Jln. Raden Wijaya, di situlah dikenal dengan sebutan Jalur Hijau,. Mengapa demikian? Karena Jalur ini di setiap kanan-kiri jalan banyak ditumbuhi pepohonan, dan di jalur ini tidak banyak polusinya jadinya udaranya segar dan sejuk di sekitar daerah ini. Jalan ini sudah lebih dari 3 kali telah di renofasi untuk membuat pengguna jalan merasa nyaman dengan jalur tersebut. Di jalur ini kita juga akan dimanjakan dengan beberapa sawah yang terhampar dan pegunungan yang dapat di lihat kalau kita menambah keistimewaan jalur ini dibandingkan jalur lainnya. Akses jalur di atas adalah sedikit dari beberapa kenyamanan yang disediakan oleh Pemerintah Kota.
Untuk menambah kesuksesan Kota Probolinggo juga sudah mengadakan beberapa acara yang diadakan untuk lingkungan hidup Kota Prbolinggo, contohnya saja ini:
Gerhan (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan) adalah salah satu upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang penyelenggaraannya dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi yang sangat stategis bagi kepentingan nasional, sehingga kegiatan tersebut diarahkan sebagai gerakan berskala nasional yang terencana dan terpadu, melibatkan berbagai pihak terkait, baik pemerintah, swasta dan masyarakat luas melalui suatu perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi yang efektif dan efisien.
Bumiku semakin panas, itulah yang dikatakan warga dunia semua orang berbondong-bondong melakukan acara semacam ini untuk membuat bumi kembali hijau dan bebas dari pemanasan global. Hasil penelitian mengenai peningkatan suhu bumi disebabkan oleh efek rumah kaca. Dampak negative dari peningkatan suhu bumi adalah terjadinya perubahan iklim global, musnahnya keanekaragaman hayati meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan, topan dan banjir. Disamping itu, dapat meningkatkan frekuensi kebakaran hutan serta menyebarnya berbagai penyakit tropis. Terjadinya efek rumah kaca terutama karena pesatnya pertumbuhan industry yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar. Residu dan pembakaran minyak bumi menghasilkan emisi gas karbondioksida, metana dan dinitroksida yang membahayakan tatanan ekologi bumi. Upaya penanggulangan efek rumah kaca yang dapat dilakukan secara mudah melalui penanaman dan pemeliharaan pohon dalam jumlah besar. Hal ini karena pohon mampu menyerap karbondioksida, memecahnya melalui proses fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya, serta menghasilkan oksigen untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya. Contohnya saja Hutan Mangrove, merupakan tipe hutan tropika yang khas yang tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pantai di kawasan Kota Probolinggo termasuk pantai yang landai, tingkat kelandaian ini menyebabkan jarak antara titik pasang tertinggi dan titik pasang terendah cukup lebar, dapat mencapai 1 – 2 km. Penghijauan Hutan Mangrove di Kota Probolinggo mulai tahun 2007 sudah mencapai + 100 ha dengan jumlah 120.000 pohon dilaksanakan oleh Kelompok Tani Pelaksana Gerhan , masyarakat serta elemen masyarakat, seperti Siswa dan Pramuka serta Kepeloporan TNI yang peduli terhadap keseimbangan habitat
pantai.Ini hanya satu acara dari beberapa acara penghijauan yang diadakan oleh pemerintah Kota Probolinggo, jadi Kota Probolinggo memang pantas di jadikan Kota yang hijau karena sebab-sebab di atas

Selamatkan Sawah Kita...!!!


Saat ini, hampir setiap kota di Indonesia, termasuk Kota Probolinggo, menghadapi permasalahan sampah yang cukup pelik seperti pencemaran lingkungan akibat pembakaran dan penumpukan sampah yang tidak terkendali, pembuangan sampah ke sungai sehingga berakibat banjir, sulitnya mencari lahan pembuangan sampah dan sebagainya. Pada waktu yang bersamaan, saat ini lahan-lahan pertanian di pinggiran Kota Probolinggo sangat membutuhkan pupuk organik untuk memperbaiki kesuburan tanahnya yang semakin berkurang karena penggunaan pupuk kimia yang tidak seimbang. ARWC adalah sistem fermentasi sampah organik yang dilakukan secara aerobik dengan cara ditumpuk memanjang (windrow) dan digulirkan (revolver) secara reguler sehingga berubah menjadi materi relatif stabil berupa pupuk organik kompos dalam waktu yang dipercepat (accelerated) dengan bantuan mikroba aerobik alami (native microbe). Melalui penerapan teknologi ARWC, sampah kota yang sebagian besar komposisinya (70%) adalah sampah organik fermentasi secara biologis menjadi pupuk organik yang bermutu tinggi, yakni bebas dari bibit gulma, higinis (bebas bakteri patogen) dan mengandung unsur hara yang tinggi.
ARWC merupakan teknologi pengomposan yang telah dikembangkan oleh Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, yang kegiatannya didanai oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Program Difusi Teknologi Bidang Ketahanan Pangan ) yang dikerjakan mulai Februari 2008 lalu. "Sebelumnya, tanah-tanah persawahan di Probolinggo mengalami pengerasan karena penggunaan pupuk kimia. Adanya kompos hasil penerapan teknologi ARCW akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pupuk organik yang berkualitas. Selain harganya yang murah dan kompos tersebut mudah didapat karena dibuat sendiri di daerahnya. Dengan teknologi ARWC, permasalahan sampah di kota dan permasalahan penyediaan pupuk organik yang berkualitas di daerah pertanian padi diharapkan dapat terbantu. Kota menjadi bersih. Ketersedian pupuk organik terjamin, lahan persawahan padi menjadi subur, dan ketahanan pangan akan meningkat".
Sampah organik kota yang diolah tersebut berupa sisa-sisa biomassa produk pertanian yang berasal dari pertanian di desa yang dikirim ke kota, seperti sayur-mayur, palawija, buah-buahan dan sebagainya. Sampah yang telah diolah menjadi pupuk organik yang diproduksi, setelah diayak dan dikemas dapat langsung dipasarkan atau digudangkan terlebih dahulu. Sasaran pengguna utama dari pupuk yang diproduksi adalah petani padi yang merupakan sektor pertanian di Probolinggo. Peluang pemasaran produk pupuk organik saat ini semakin terbuka lebar. Hal ini antara lain dipicu oleh sulit didapatkannya dan mahalnya pupuk kimia serta kesadaran akan pentingnya pupuk organik bagi kesuburan tanah pertanian yang semakin miskin hara. Para konsumen pupuk organik kompos di Kota Probolinggo adalah para petani padi, para petani/pekebun tanaman palawija, sayur mayur, buah-buahan, tebu, jambu mete, dsb, para petambak udang/bandeng untuk plankton enrichment, para pelaksana program rehabilitasi lahan kritis dan pembibitan tanaman keras. Karakteristik teknologi ARWC adalah sederhana, mudah, murah dan ramah lingkungan sehingga gampang direplikasi dan dioperasikan di manapun tempatnya di Indonesia. Operasinya dapat dilakukan baik secara manual maupun mekanis tergantung dari situasi dan kondisinya. Prosesnya tidak berbau dan berlangsung cepat antara 4 sampai 6 minggu. Dengan perguliran yang dilakukan dapat terjamin estetika dan kemudahan prosesnya. Sedangkan produk yang dihasilkannya adalah kompos yang bermutu tinggi, yakni kompos yang bebas dari bibit gulma, higinis (bebas bakteri patogen) dan mengandung unsur hara yang tinggi.