Rabu, 07 April 2010

Kota Probolinggo Adakan Penanganan Lingkungan



Pada tanggal 22 Maret 2010 yang bertempat di Ruang "Sabha Bina Praja" kantor walikota Probolinggo, telah diadakan acara "Peserta Rapat Koordinasi Sekda Dan Kepala Bappeda sekanwil IV di Kota Probolinggo".
Acara tersebut dibuka oleh Walikota Probolinggo, Bapak H.M Buchori, SH, M.Si, dengan jumlah peserta 26 orang terdiri dari wakil sekda dan kepala Bappeda dari kota Madiun, Malang, Surabaya, Denpasar, Bima, Kupang, Mojokerto, Mataram, Kediri, Pasuruan, Batu, dan Blitar.
Dari setiap kota telah memberikan informasi tentang keadaan daerah masing - masing, rencana - rencana untuk pengembangan - pengembangan yang signifikan di era akan datang. Pemaparan yang telah disampaikan diantaranya,
1. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor sehingga diperlukan uji emisi. Yang tujuannya yaitu supaya untuk mengurangi polusi udara
2. Strategi tentang Penanganan persampahan.

Dalam strategi penangan persampahan tersebut terdiri dari 6 pokok, diantaranya
1. meningkatkan kopentensi aparat pengolahan persampahan dengan tujuan meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparatur serta penyusunan dan pelaksanaan SPM (Standart Pelayanan Minimal)
2. melaksanakan perbaikan dan perencanaan manajemen sistem pengolahan persampahan dengan menerapkan ISO, penyusunan SOP pengolahan persampahan yang dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan
3. meningkatkan diversifikasi pengolahan sampah yang efektif dan efisien sehingga dapat mengadopsi, menciptakan, dan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan.
4. mensosialisasikan program - program pengolahan persampahan, dengan cara pembentukan perilaku positif (budaya hidup bersih dan sehat). Bisa Melalui Forum jaringan manajemen Sampah (FORJAMANSA) dengan sasaran kegiatan adalah masyarakat dan Informasi Pendidikan Lingkungan Hidup (IPLH).
5. meningkatkan kontribusi sosial lingkungan pihak swasta.
6. melaksanakan pengolahan sampah berbasis komunitas sama dengan melaksanakan pengolahan smpah yang selama ini dilakukan hampir di semua kota di indonesia dengan pola Kumpul - Angkut - Buang menjadi Kumpul - Pilah - Olah.
Tidak kalah pentingnya dari pengolahan persampahan, Pengelolahan Ruang terbuka Hijau (RTH) juga sangat mendukung dalam meningkatkan lingkungan yang sehat dan indah. Proporsi RTH minimal 30% luas wilayah kota secara keseluruhan atau disesuaikan dengan kondisi geografis wilayah kota. Pengembangan RTH antara lain melalui pembuatan taman kota, hutan kota sebagai gren belt.
peningkatkan peran masyarakat dan pelaku usaha dalam upaya perlindungan dan konservasi SDA (Sumber Daya Alam).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar